Bahasa Corner
  • Beranda
Home » Puisi Nelangsa » Tangisan Periuk Oleh Ahmad Ariffin Lembak Sumsel

Tangisan Periuk Oleh Ahmad Ariffin Lembak Sumsel

Athi'ul
Jumat, 02 Oktober 2015
Puisi Nelangsa
Tangisan periuk Oleh Ahmad Ariffin Lembak Sumsel

Periuk buta terdiam di sudut pawon
Tungku tak nampak mengepulkan asapnya
Tenang tanda berduka ,nampak diam terlara
Saat gersang menguasai ,tandus merajai.


Lumbung menyisakan jerami
Tangis sang anak manahan perih
Memohon suap tiada nasi
seiris umbi pembakar organ
menghela nafas saat kemudian

Tangis periuk buta
Saksikan anak terlara
Menir tak lagi ada,harapan hampa tiada terkira
Peluh mengalir di sudut mata
Tanda sukma terlara.
Tangisan Periuk Oleh Ahmad Ariffin Lembak Sumsel

Langit tak nampak kan mendungnya
Oyek bukan lagi harapan
Tiwul tak lagi terbuat
Aking jadi pelarian hidup
Ampas kemubaziran sang kuasa
Kurus kering berbunyi nyaring
Periuk kosong di tepian pawon
Sampai kapan nasib merundung badan
Jeritan anak tiada tertahan

Sang indung berduka
Saksikan anak berduka lara
Menahan perih perut tiada terkira
Tiada daya tiada upaya
Semua kehendak semesta

Bagikan:
Tweet
Komentar
◄ Posting Baru Beranda Posting Lama ►

SITEMAP

  • DAFTAR ISI
  • Facebook
  • Twitter
  • Google+
About | Sitemap | Privacy Policy | Disclaimer | Contact Us
Copyright 2025 • Bahasa Corner